Sistem Kekebalan tubuh berperan penting melindungi kita dari infeksi virus, kuman/bakteri dll. |
Dalam kehidupan sehari-hari, tanpa disadari kita hidup berdampingan dengan kuman-kuman, untung saja ada sistem kekebalan yang menjaga tubuh tetap terlindung dari kuman tersebut. Kuman yang tersebar di lingkungan kita dapat masuk ke dalam tubuh melalui udara pernapasan maupun makanan.
Agar tidak merugikan tubuh, sistem kekebalan (imunitas) bekerja secara responsif dengan berbagai jenis dan tingkat kekebalan, dimana semuanya bekerja sesuai dengan level kekuatan kuman atau infeksi penyakit.
Salah satu penyakit yang sangat mudah menjangkiti kita akibat penurunan kekebalan tubuh adalah Influenza atau flu, penyakit flu mudah ditemukan pada pergantian musim atau perubahan cuaca secara drastis, flu juga bisa disebabkan oleh kondisi tubuh yang lelah, hal ini menyebabkan kinerja sistem kekebalan tubuh menurun sehingga tubuh sangat rentan terkena penyakit.
Oleh karena itu, sistem kekebalan tubuh sangatlah penting dalam kehidupan kita. Sistem kekebalan pada tubuh dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
A. Kekebalan Bawaan
Kekebalan bawaan merupakan potensi yang terdapat dari dalam tubuh sendiri. Kekebalan ini ada sejak manusia dilahirkan. Kekebalan bawaan meliputi:
1) Perlindungan permukaan
Apabila ada kuman masuk ke dalam tubuh, ada sistem pertahanan luar pada bagian kulit yang akan menghalangi dan mematikan kuman tersebut sehingga kuman tidak dapat masuk ke dalam tubuh. Apabila kuman masih dapat lolos dan menembus kulit, maka akan dijerat oleh lendir yang dihasilkan oleh bagian membran mukosa. Perlindungan yang diberikan oleh kulit dan membran mukosa, antara lain sebagai berikut.
- Kulit selalu mengelupas secara periodik dan menghasilkan minyak yang bersifat asam yang dapat membunuh kuman. Kulit yang utuh merupakan pertahanan terluar untuk mencegah masuknya bibit penyakit ke dalam tubuh. Dalam kulit manusia normal selalu terdapat bakteri Stophyloccis pyogenes. Selama kulit tidak mengelupas oleh luka atau lecet maka bakteri ini tidak akan menimbulkan penyakit.
- Kelenjar air mata mengeluarkan lisosim yang dapat menghancurkan bibit penyakit yang menempel pada mata.
- Keasaman pada vagina dan urin akan menghambat pertumbuhan bibit penyakit tertentu.
- Lambung memproduksi asam lambung (HCl) untuk membunuh kuman-kuman yang masuk pada makanan.
- Gerakan peristaltik pada usus mendorong bibit penyakit yang ada di dalam usus segera keluar bersama feses.
- Gerak rambat getar, pengeluaran lendir pada saluran pernapasan dan refleks batuk dapat mencegah masuknya bibit penyakit dari debu ke dalam paru-paru.
2) Kekebalan dalam tubuh
Dengan pertahanan pada kulit dan membran mukosa yang sudah dijelaskan pada uraian di atas maka kuman akan mati dan tidak berhasil masuk ke dalam tubuh. Namun, apabila dalam hal ini kuman masih dapat lolos melewati kulit dan membran mukosa maka tubuh memiliki pertahanan yang lain, yaitu kekebalan dari dalam tubuh yang disebut pertahanan nonspesifik.
Pertahanan ini dilakukan oleh sel darah putih (leukosit) yang akan mematikan segala jenis mikroba yang masuk ke dalam tubuh. Leukosit memiliki sifat fagositosis, yaitu memakan kuman penyakit yang masuk ke dalam tubuh. Leukosit yang berperan adalah sel PMN (plymorpho nuclear), monosit, makrofag, dan limfosit.
B. Kekebalan Adaptif
Kekebalan adaptif dapat disebut juga kekebalan spesifik karena kekebalan ini mampu mengenali dan mengingat patogen spesifik. Pertahanan ini dilakukan oleh antibodi dan antitoksin yang dapat menahan serangan bibit penyakit, baik sel mikronya maupun toksin yang dihasilkan oleh bibit penyakit tersebut. Daya kerja zat anti ini sangat spesifik, misalnya antibodi untuk menahan Mycobacterium tuberculosis tidak dapat menahan serangan Bacillus anthracis. Antitoksin tetanus juga dapat digunakan untuk mencegah serangan dipteri. Pertahanan spesifik dalam kehidupan sehari-hari disebut sebagai kekebalan tubuh (imunitas).
Macam-macam kekebalan. Berdasarkan asalnya, kekebalan (imunitas) dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
1. Kekebalan aktif
Kekebalan aktif merupakan jenis kekebalan yang dapat dibuat oleh tubuh dengan sendirinya karena respon tubuh terhadap suatu antigen (benda asing) yang masuk ke dalam tubuh. Jenis kekebalan ini akan bertahan lama, bahkan dapat bertahan seumur hidup. Jenis kekebalan ini ada pula yang sengaja dibuat dengan tujuan agar tubuh dapat membuat antibodi untuk melawan dan menghasilkan kekebalan yang baru. Misalnya, dengan memasukkan antigen (benda asing) berupa vaksin ke dalam tubuh. Vaksin ini berupa bibit penyakit atau virus yang sudah dilemahkan.
2. Kekebalan pasif
Kekebalan pasif berbeda dari kekebalan aktif. Pada kekebalan pasif, tubuh seseorang langsung menerima antibodi yang sudah jadi sehingga tidak perlu membuatnya sendiri.
Salah satu contoh kekebalan pasif yaitu pemberian air susu ibu (ASI) pada bayi. Pemberian ASI ini selain bertujuan untuk memberikan makanan yang terbaik bagi anaknya juga untuk memberikan kekebalan pada bayinya. Berdasarkan penelitian diketahui bahwa air susu ibu yang baru menyusui mengandung antibodi yang baik untuk bayi sehingga bayi memiliki kekebalan terhadap penyakit tertentu.
Kekebalan pasif ini sifatnya sementara sehingga dalam jangka waktu tertentu antibodi tersebut akan hilang dari dalam tubuh.
Menyadari betapa pentingnya sistem kekebalan tubuh terhadap tubuh kita, tentunya kita mesti mejada agar sistem ini tetap bekerja maksimal dalam melindungi tubuh dari berbagai serangan kuman atau virus yang membawa ancaman penyakit.
Baca juga : Cara meningkatkan Sistem Kekebalan Tubuh