Pada tanggal 10 Muharram, biasanya umat Islam di tanah Jawa memperingati hari ini dengan mempersiapkan nasi bubur hangat dengan lauk pauknya. Yaitu Sambal Goreng Krecek (Kulit Sapi), Urap-urap Sayur, Sambal Goreng Tempe, Abon, Kacang Goreng, Kacang Kedele Hitam Goreng, Telur, Daging dll.
Bubur beras ini dimasak dengan santan dan dihidangkan panas-panas itu pula, memberikan makna bagaimana cara mengkonsumsi bubur panas. Strategi melahap bubur panas memang ada, yaitu mengambilnya sedikit-sedikit dari pinggir secara memutar. Hal ini mencerminkan kehebatan Rasulullah saat perang Khandaq. Beliau bergerak dari pinggir melakukan serangan-serangan dan menuju ke tengah. Dan atau beliau membuat parit-parit (Khandaq) agar supaya parit ini menghalangi merekan untuk masuk.
Nah strategi yang sama kita lakukan saat makan bubur Asyura. Orang Jawa sering mengumpamakan fenomena-fenomana berdasarkan simbol. Hal ini disebabkan karena belum ada komunikasi tulis, yang ada adalah mengekspresikan lewat simbol-simbol seperti ini. Inilah Bubur Asyura
Resep cara membuat Bubur Asyura
Bahan
- Beras
- Air
- Santan
Bumbu
- Garam
Cara membuat
- Rebus air hingga mendidih, lalu masukkan beras.
- Aduk terus air dan beras ini sampai menyusut airnya.
- Terakhir tambahkan santan dan garam.
- Hidangkan dengan lauk pauk seperti disebutkan di atas.